Selain menjadi petani, selangkah lebih maju, masyarakat desa Plukaran juga membuka industry rumah tangga yang memanfaatkan hasil pertanian domestik. Mereka mengolah hasil pertaninan tersebut menjadi aneka olahan makanan yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan pasar yang lebih luas. Beberapa UKM yang telah berkembang yaitu:
1. CERIPING SINGKONG
Produksi ceriping singkong yang terkenal akan rasanya yang khas serta banyak digemari berlokasi di dusun Bengkal, Desa Plukaran. Di dusun ini terdapat empat industry rumah tangga ceriping singkong yang dikelola secara individu namun mereka tergabung dalam sebuah kelompok mitra. Mereka adalah:
1. Ibu Karsini dengan label “PITALES”, telah mendapat PIRT dari Dinas Kesehatan.
2. Ibu Sripah dengan label “PUTRI SINGKONG”
3. Ibu Fuati dengan label “CERIPING KETELA RASA BAWANG”, dan
4. Ibu Arif yang tergolong baru dan belum memberikan label pada produknya.
Keempat jenis ceriping ini memilki kemiripan rasa tetapi jika dirasakan betul-betul masing-masing memiliki rasa yang khas juga tekstur dan tingkat keempukan serta kerenyahan yang berbeda. Meskipun demikian, proses pembuatan yang dilakukan keempat produsen ini memiliki langkah-langkah yang sama yakni sebagai berikut:
- Pengupasan singkong (kulit singkong bisa digunakan sebagai makanan ternak)
- Pemotongan singkong menjadi bagian yang tipis-tipis, bisa berbentuk melingkar atau memanjang
- Perebusan singkong yang telah dipotong, singkong direbus hingga agak empuk tapi tidak terlalu matang
- Perendaman. Setelah singkong direbus, singkong direndam dalam bak atau ember besar selama dua hari
- Penjemuran. Setelah direndam, singkong dijemur dibawah sinar matahari hingga benar-benar kering
- Setelah dijemur, bakal ceriping ini dibumbui secara merata
- Pengorengan
- Pengemasan
Proses produksi ini rata-rata memakan waktu 3-4 hari sampai proses pengemasan.
Keempat ceriping singkong ini telah memiliki pelanggan masing-masing sehingga mereka tak perlu memasarkannya lagi. Meski berbeda-beda dalam hal rasa dan tekstur keripik yang dihasilkan, serta memiliki brand yang bersaing, dalam hal pemasaran keempatnya selalu over-demand. Bahkan, mendekati hari raya mereka sampai menolak beberapa permintaan karena tak bisa memproduksi ceriping sesuai jumlah permintaan, rata-rata, mereka hanya mengolah 2-4 sak singkong dalam satu hari. Kurangnya produk ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya cuaca, karena dalam proses pembuatannya mengandalkan sinar matahari untuk proses penjemuran, dan faktor ketersediaan bahan baku singkong.
Telah ada inisiatif yang ditawarkan sebagai alternative sinar matahari yaitu oven untuk mengeringkan singkong yang telah direndam. Namun, mereka selalu berdalih bahwa penjemuran alami akan memberikan cita rasa yang khas dan mereka lebih memilih bertahan dengan mengandalkan cuaca meski terkadang cuaca tak bisa diandalkan dan berdampak pada berkurangnya hasil produksi.
Mereka tak berinisiatif untuk memperluas usaha mereka dan menarik pekerja dari luar, selama ini mereka hanya mengandalkan tenaga dari keluraga sendiri. Hal ini dikarenakan tidak adanya tempat produksi yang luas jika ingin memprluar usaha dan pesimisme mereka akan cuaca yang terkadang tak bisa diandalkan. Mereka telah cukup puas dengan hasil yang mereka peroleh sejauh ini.
Berikut adalah daftar harga ceriping singkong untuk masing-masing brand.
A. Ibu Karsini “PITALES”
CP: 085740720663
Lingkup pasar : Pati, Colo, Kudus
-Telah mendapat PIRT dari Dinas Kesehatan
-Juga memproduksi ceriping pisang
Harga dalam kemasan yang ditawarkan pada pengepul:
2 ons : Rp3500
¼ kg : Rp5000
½ kg : Rp10000
2 kg : Rp35000
2.5 kg : Rp43000
Harga di pasar akan lebih tingga lagi
B. Ibu Sripah “PUTRI SINGKONG”
CP: 0858655600195
Tahun berdiri : 2007
Lingkup pasar : Gembong dan sekitar Muria
½ kg : Rp20000
C. Ibu Fuati “CERIPING KETELA RASA BAWANG”
Tahun berdiri : 2011
Lingkup pasar : Gembong
2 ons : Rp3000
½ kg : Rp9000
1kg : Rp18000
No comments:
Post a Comment